Kebaikan Memberi Kepada Sesama dan Penjelasannya dalam Alkitab


Pendahuluan

Memberi kepada sesama adalah salah satu bentuk perbuatan baik yang tidak hanya membawa manfaat bagi penerima, tetapi juga mendatangkan sukacita dan kedamaian bagi si pemberi. Tindakan memberi mencerminkan kasih, kepedulian, dan solidaritas terhadap sesama manusia. Dalam berbagai tradisi keagamaan, termasuk dalam iman Kristen, memberi adalah perintah moral yang sangat dijunjung tinggi. Alkitab secara khusus menekankan pentingnya memberi, baik dalam bentuk materi, waktu, tenaga, maupun perhatian, sebagai wujud nyata dari kasih Allah yang hidup dalam diri setiap orang percaya.

Artikel ini akan membahas kebaikan memberi kepada sesama, dampak positif yang dihasilkan, serta penjelasan Alkitab mengenai nilai dan makna dari tindakan memberi. Dengan merujuk pada ayat-ayat Alkitab yang relevan, kita akan memahami bahwa memberi bukan hanya sebuah kewajiban, tetapi juga sebuah kehormatan dan berkat yang besar.

Makna Memberi Dalam Kehidupan Sehari-hari

Memberi bukan selalu tentang uang atau harta benda. Memberi bisa berarti menyisihkan waktu untuk mendengarkan keluhan teman, menolong tetangga yang kesusahan, atau bahkan tersenyum kepada orang yang sedang mengalami hari yang berat. Sikap murah hati dan rela berbagi adalah karakter mulia yang mempererat hubungan antar manusia dan menciptakan suasana kehidupan yang harmonis dan damai.

Tindakan memberi memiliki banyak bentuk, antara lain:

  • Memberi materi: seperti uang, makanan, pakaian, dan kebutuhan hidup lainnya kepada mereka yang membutuhkan.

  • Memberi waktu: seperti menemani orang sakit, melayani di gereja, atau mengajar anak-anak.

  • Memberi perhatian dan kasih sayang: seperti mendengarkan cerita, memberikan dukungan emosional, atau sekadar hadir bagi seseorang.

Dampak Positif dari Memberi

Memberi kepada sesama memiliki dampak positif, baik bagi si pemberi maupun penerima. Beberapa dampak positif tersebut antara lain:

  1. Menumbuhkan empati dan kasih: Dengan memberi, kita belajar merasakan kebutuhan dan penderitaan orang lain.

  2. Mengurangi kesenjangan sosial: Bantuan yang diberikan bisa meringankan beban hidup orang lain.

  3. Memberi rasa damai dan sukacita: Banyak orang merasa lebih bahagia setelah melakukan kebaikan.

  4. Mendapatkan berkat dan pertolongan: Secara spiritual dan emosional, memberi membuka jalan bagi kita untuk mengalami lebih banyak kebaikan dalam hidup.

Memberi dalam Perspektif Alkitab

Alkitab secara tegas mengajarkan umat percaya untuk memiliki hati yang murah hati dan suka memberi. Dari Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru, prinsip memberi selalu diangkat sebagai bagian dari kehidupan orang benar. Berikut beberapa ayat Alkitab yang menjelaskan tentang memberi:

1. Amsal 11:24-25

"Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum."

Ayat ini mengajarkan bahwa memberi tidak membuat seseorang kekurangan, justru sebaliknya, memberi membawa kelimpahan. Prinsip ilahi ini bertentangan dengan logika dunia yang menganggap memberi berarti kehilangan.

2. Lukas 6:38

"Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu."

Yesus mengajarkan bahwa memberi adalah tindakan yang akan dibalas oleh Allah sendiri, bukan hanya dalam bentuk yang sama, tetapi dalam ukuran yang jauh lebih besar.

3. 2 Korintus 9:6-8

"Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita."

Paulus menekankan bahwa memberi harus berasal dari hati yang rela dan tulus. Allah menghargai motivasi di balik pemberian, bukan jumlahnya.

4. Matius 6:1-4

"Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga."

Tuhan Yesus mengingatkan bahwa memberi seharusnya tidak dilakukan untuk pamer atau mencari pujian manusia, melainkan dilakukan secara tersembunyi dan tulus karena kasih kepada Tuhan.

5. Kisah Para Rasul 20:35

"Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima."

Perkataan ini menjadi fondasi dari seluruh prinsip memberi. Kebahagiaan sejati tidak ditemukan dalam mengumpulkan, tetapi dalam berbagi.

Memberi dan Hubungannya dengan Iman

Iman Kristen sejati selalu diwujudkan dalam tindakan. Salah satu tindakan nyata dari iman adalah memberi kepada sesama. Dalam Yakobus 2:15-17 dikatakan bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati. Memberi adalah salah satu perbuatan iman yang menunjukkan kasih kita kepada Allah dan sesama manusia.

Memberi juga menunjukkan kepercayaan kita kepada penyediaan Tuhan. Dengan memberi, kita menunjukkan bahwa kita tidak bergantung pada harta benda, melainkan pada Allah sebagai sumber segala berkat.

Contoh Tokoh Alkitab yang Memberi

Banyak tokoh Alkitab yang menunjukkan teladan memberi:

  • Janda di Sarfat (1 Raja-raja 17:8-16): Memberikan makanan terakhirnya kepada nabi Elia dan menerima mujizat kelimpahan.

  • Yesus Kristus: Memberikan diri-Nya sebagai korban penebusan dosa umat manusia.

  • Janda miskin di Bait Allah (Markus 12:41-44): Memberi dua peser yang adalah seluruh nafkahnya, dan dipuji oleh Yesus.

  • Orang Samaria yang baik hati (Lukas 10:25-37): Memberikan waktu, tenaga, dan hartanya untuk menolong orang yang tidak dikenalnya.

Kesimpulan

Memberi kepada sesama adalah tindakan mulia yang membawa dampak besar bagi pemberi dan penerima. Dalam pandangan Alkitab, memberi adalah perintah sekaligus kesempatan untuk menyatakan kasih, iman, dan ketaatan kepada Allah. Tindakan ini membuka pintu berkat, memperkuat ikatan sosial, dan mencerminkan karakter Kristus dalam hidup orang percaya.

Sebagai umat Kristen, kita dipanggil untuk hidup murah hati, memberi tanpa pamrih, dan menjadi berkat bagi sesama. Ketika kita memberi dengan hati yang tulus, kita sedang memperluas kerajaan Allah di dunia dan memuliakan nama-Nya. Marilah kita terus melatih diri untuk menjadi pribadi yang ringan tangan, penuh kasih, dan siap memberi, karena dalam memberi, kita sesungguhnya menerima lebih dari yang kita beri.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Comments System

Disqus Shortname